Sejarah Seni Tari
Beberapa pakar dan ahli dalam bidang kesenian dan kebudayaan turut memberikan pendapatnya mengenai makna seni tari. Berikut definisi seni tari menurut para ahli:
- Aristoteles: Tari merupakan gerakan ritmis yang bertujuan untuk merepresentasikan karakter dan kehidupan manusia, sebagaimana mereka berperilaku ataupun menderita.
- I Gde Sartika: Seni tari adalah sesuatu yang mampu menyatukan berbagai hal yang membuat semua orang dapat menyesuaikan diri dan menyelaraskan gerakannya sesuai dengan caranya masing-masing.
- Bagong Sudito: Seni tari merupakan gerakan ritmis yang mengikuti irama tertentu dan bertujuan untuk mengungkapkan perasaan atau ekspresi.
- Cooric Harting: Seni tari merupakan gerakan badan yang mengikuti irama ritmis yang dilakukan pada waktu bersamaan dan dalam satu ruang.
- Kamala Devi Chattopadhyaya: Seni tari adalah insting atau desakan emosi dalam diri manusia yang tertuang dalam bentuk gerakan ritmis.
- Soedarsono: Seni tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerakan tubuh yang indah dan ritmis.
- Ander Levinson: Seni tari adalah gerakan tubuh yang dilakukan terus menerus melewati ruang dan mengikuti irama tertentu sesuai mekanisme.
Sejarah Seni Tari di Indonesia
Sejak dulu, seni tari memiliki peran penting dalam upacara kerajaan dan upacara masyarakat di Indonesia. Dapat dilihat dari perkembangan seni dari dari zaman ke zaman.
Seni tari di Indonesia memiliki sejarah yang panjang mulai dari zaman prasejarah, zaman Indonesia – Hindu, zaman Indonesia – Islam, zaman penjajahan, dan zaman setelah Indonesia merdeka.
Zaman Prasejarah
Sebelum lahirnya kerajaan-kerajaan di Indonesia, bangsa-bangsa primitif di Indonesia percaya akan daya magis dan sakral dari seni tari. Berbagai tarian tercipta berdasarkan kepercayaan tersebut.
Beberapa tarian yang diciptakan adalah, tari kesuburan tanaman, tari hujan, tari eksorsisme, tari kebangkitan, tari perburuan, tari perang, dan lainnya.
Tarian tersebut diciptakan dengan menirukan gerakan alam dan bersifat imitatif; contohnya seperti menirukan gerakan binatang yang akan diburu.
Seni tari pada zaman prasejarah umumnya dilakukan berkelompok.
Zaman Indonesia Hindu
Pada zaman ini, seni tari kebanyakan dipengaruhi oleh budaya dan peradaban India yang dibawa oleh para pedagang. Penyebaran agama Hindu dan Buddha menjadi faktor utama kemajuan seni tari pada zaman tersebut.
Para ahli sejarah percaya bahwa pada zaman Indonesia Hindu, seni tari mulai memiliki standardisasi dan patokan. Hal ini dikarenakan adanya literatur seni tari karangan Bharata Muni dengan judul Natya Sastra. Buku ini membahas unsur gerak tangan mudra yang terdiri dari 64 motif.
Zaman Indonesia Islam
Seni tari pada permulaan zaman Indonesia Islam hanya dilakukan oleh orang-orang yang datang dari luar seperti Sudan, Ethiopia, dan lain-lain. Menari umumnya dilakukan pada sebuah hari raya atau hari gembira lainnya.
Pada tahun 1755, di bawah perjanjian Giyanti, kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi dua bagian yaitu, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta.
Kedua kerajaan tersebut mulai mengembangkan identitas diri mereka melalui karya seni tari yang dihasilkan. Kedua kerajaan tersebut menghasilkan karya tari dengan gerakan dan penampilan yang berbeda sebagai identitas masing-masing kerajaan.
Zaman Penjajahan
Walaupun pada masa penjajahan seni tari di Indonesia mengalami kemunduran dan tidak berkembang karena suasana peperangan dan penjajahan, tetapi seni tari dalam istana masih terpelihara secara baik.
Namun seni tari hanya dilakukan untuk acara-acara penting seperti penyambutan tamu raja, perkawinan, dan penobatan raja baru.
Salah satu karya tari yang terinspirasi perjuangan rakyat pada zaman penjajahan adalah tari Prawiroguno. Tari Prawiroguno adalah seni tari tradisional asal Jawa Tengah yang menggambarkan prajurit Indonesia sedang berlatih dengan membawa senjata dan tameng sebagai alat melindungi diri.
Zaman Setelah Merdeka
Setelah Indonesia merdeka, fungsi seni tari dalam masyarakat mulai berjalan kembali. Seni tari kembali digunakan sebagai upacara adat dan upacara keagamaan.
Seni tari sebagai hiburan juga terus berkembang.
Sekarang sudah mulai banyak sekolah-sekolah dan tempat kursus yang mengajarkan seni tari sebagai salah satu mata pelajarannya. Mulai banyak penggemar seni tari modern seperti dansa, tari balet, break dance di Indonesia.
Fungsi Seni Tari
Dalam beberapa kebudayaan, seni tari menjadi bagian esensial yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.
Contohnya pada kebudayaan masyarakat Bali, berbagai ritual keagamaan dan kebudayaan pun menjadikan tarian sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Sang Maha Esa.
Beberapa fungsi lain dari seni tari di antaranya adalah:
Sebagai Sarana untuk Bergaul
Pergaulan merupakan salah satu aktivitas yang menandakan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial.
Interaksi sosial antar manusia pun dapat dituangkan dalam suatu bentuk karya seni yang mampu mengakrabkan orang-orang yang datang dari latar belakang berbeda.
Tarian pergaulan dapat menjadi sarana untuk mencerminkan atau mengakrabkan manusia. Jenis tarian tersebut disajikan di berbagai acara, misalnya pernikahan, pertunjukan seni, dan lain sebagainya.
Di acara-acara yang menampilkan tarian pergaulan, para penonton diizinkan untuk ikut menari di atas panggung bersama para penari.
Beberapa contoh tarian pergaulan yang masih sering dipentaskan adalah Tari Jaipong, Tari Tayub dari Jawa Timur, serta Tari Manduda dari Sumatera Barat.
Sebagai Sarana Keagamaan dan Upacara Adat
Fungsi tarian sebagai sarana keagamaan sudah berlangsung sejak lama. Banyak kebudayaan lokal maupun asing yang menjadikan tarian sebagai media peribadatan dan komunikasi dengan para Dewa.
Masyarakat Bali merupakan salah satu penganut kepercayaan yang menggunakan tarian sebagai sarana peribadatan.
Tarian-tarian yang bersifat keagamaan biasanya ditampilkan dalam ruang khusus dan bersifat sakral sehingga tidak sembarangan orang dapat membawakan-nya.
Jenis tarian yang disertakan dalam ritual keagamaan masyarakat Bali di antaranya adalah Tari Kecak, Tari Sanghyang, dan Tari Rejang.
Tarian yang bersifat sakral atau sering disertakan dalam ritual adat biasanya berasal dari peristiwa alamiah.
Jenis tarian yang melibatkan peristiwa alamiah di antaranya adalah Tari Ngaseuk atau menanam padi dari Jawa Barat, dan Tari Seblang dari Jawa Timur.
Sebagai Sarana Hiburan
Seni tari memiliki nilai estetika yang tinggi. Karakteristik tersebut membuatnya digemari banyak orang yang memburu pengalaman batiniah melalui tarian. Itulah sebabnya seni tari dapat pula kita kategorikan sebagai sarana hiburan.
Hampir setiap daerah di Nusantara memiliki tarian pertunjukan. Tarian-tarian hiburan sering dipentaskan dalam acara-acara tidak resmi seperti pesta rakyat.
Unsur Seni Tari
Seni tari meliputi gerakan ritmis yang mengikuti alunan musik dan irama tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa seni tari memiliki unsur-unsur pembangun, di antaranya adalah:
Ragam Gerak
Gerakan merupakan unsur utama yang terdapat pada seni tari. Gerakan seni tari haruslah mengandung nilai estetika yang mampu menuangkan emosi dan ekspresi jiwa manusia.
Anggota tubuh yang biasa digerakkan dalam tarian adalah anggota tubuh atas, tengah, dan bawah. Anggota tubuh atas biasanya terdiri dari kepala, mata, dan raut wajah, sedangkan anggota tubuh tengah meliputi lengan atas, ruas jari, dan telapak tangan. Sementara, bagian bawah meliputi bagian kaki.
Iringan
Tarian dapat diiringi dengan alunan musik yang berasal dari instrumen atau dapat pula berasal dari suara-suara yang muncul dari anggota tubuh.
Iringan musik yang berasal dari tubuh penari dapat kita temui pada Tari Kecak, serta Tari Saman.
Pakaian
Pakaian memainkan peran yang tidak kalah pentingnya dari gerakan dan iringan musik. Kostum tarian biasanya mencerminkan kebudayaan dan daerah asal tarian.
Oleh sebab itu, kostum tarian harus mampu menunjukkan nilai estetika untuk menunjang tarian yang akan ditampilkan.
Kostum tarian yang biasa digunakan dalam upacara biasanya cenderung lebih sederhana dari kostum tarian hiburan. Kostum tari hiburan dirancang lebih menarik karena sifatnya yang lebih kasual dan dirancang agar dapat menarik perhatian para penonton.
Jenis Seni Tari
Ada salah satu pakar yang menyatakan bahwa seni tari tidak akan dapat bersifat kontemporer karena karakteristik-nya yang mencerminkan kebudayaan tertentu. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah sebab pada dasarnya seni tari muncul dan tumbuh di kalangan masyarakat tertentu…
…Namun, seiring dengan perkembangan waktu, seni tari pun mulai menunjukkan keberagamannya.
Berikut ini merupakan jenis-jenis seni tari yang berkembang di Indonesia:
Tari Tradisional (Seni Tari Nusantara)
Sesuai dengan namanya, seni tari tradisional merupakan seni tari yang berasal dari daerah yang diwariskan secara turun-temurun hingga menjadi bagian atau ciri khas dari daerah tersebut.
Tari tradisional Indonesia, sering disebut juga dengan seni tari nusantara, dapat berupa tarian yang sering dipentaskan pada masyarakat umum, atau tarian keraton yang hanya terbatas pada kalangan tertentu.
Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru tidak lain merupakan perkembangan dari aliran seni yang sudah ada.
Jenis tarian yang satu ini biasanya terinspirasi dari tari tradisional yang kemudian dikombinasikan dengan gerakan-gerakan baru atau jenis tarian lain.
Tari Rapai merupakan contoh dari tari kreasi baru. Tarian tersebut merupakan perpaduan antara Tari Seudati yang berkembang di Aceh, dengan Tari Zapin yang populer di Semenanjung Malaya.
Tari Kontemporer (Tari Modern)
Tari kontemporer dapat dikatakan sebagai jenis tarian masa kini yang lahir sebagai reaksi atas seni tari klasik yang telah mencapai titik akhir perkembangannya.
Lantas, apa yang membedakan seni tari kontemporer dengan tari kreasi baru?
Pada dasarnya, tari kontemporer merupakan jenis tarian modern yang tidak lagi terpengaruh unsur tradisional. Gaya dan gerakan tari pun cenderung lebih energik serta dipadukan dengan musik masa kini.
Contoh Seni Tari Indonesia
Indonesia sangat kaya akan kebudayaan nasional. Kini seni tari juga menjadi salah satu dari kebudayaan Indonesia dan melambangkan kota-kota tertentu di tanah air.
Berikut adalah beberapa contoh seni tari daerah Indonesia:
Tarian Daerah Istimewa Aceh
- Tari Seudati: Berasal dari Arab dan berlatar belakang agama Islam. Tarian dinamis dengan suasana keagamaan dan penuh keseimbangan.
- Tari Saman Meuseukat: Sebuah seni tari dengan syair yang mengajarkan kebajikan dan agama islam. Para penari duduk dalam posisi berjajar dan menari dengan irama dinamis.
Tarian Bali
- Tari Kecak: Mengisahkan kitab Ramayana tentang bala tentara monyet dan Hanuman.
- Tari Legong: Idenya berawal dari seorang pangeran dari Sukawati yang bermimpi melihat dua gadis menari diiringi oleh suara gamelan. Mimpi tersebut dituangkan ke dalam seni tari legong.
- Tari Pendet: Melambangkan penyambutan turunnya Dewata ke Bumi. Di zaman modern ini, tari pendet digunakan sebagai ucapan selamat datang para wisatawan ke pulau Dewata.
Tarian Daerah Papua Barat dan Tengah
- Tari Suanggi: Mengisahkan seorang suami yang ditinggal mati istrinya karena menjadi korban jejadian.
- Tari Selamat Datang: Digunakan untuk menyambut para tamu dan melambangkan kegembiraan hati masyarakat Papua.
- Tari Musyoh: Sebuah tarian sakral yang digunakan untuk mengusir arwah orang meninggal akibat kecelakaan.
Tarian Daerah Jawa Barat
- Tari Merah: Mengisahkan kehidupan seekor burung merak yang serba memukau dan indah.
- Tari Topeng Kuncaran: Mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena ditolak cintanya.
Tarian Daerah Jawa Tengah
- Tari Serimpi: Tarian yang berasal dari masa kerajaan Keraton yang ditarikan dengan suasana lembut, menawan, dan agung.
- Tari Blambangan: Diadopsi dari pementasan wayang kulit Perang Kembang, yang mengisahkan perang antara kesatria melawan raksasa.
Tarian Daerah Jawa Timur
- Reog Ponorogo: Melambangkan keperkasaan, kegagahan, dan kejantanan.
- Tari Remong: Berasal dari Surabaya dan melambangkan jiwa dan kepahlawanan. Tari Remong sering dipertunjukan untuk menyambut tamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar